eyesmouth

eyesmouth
horror

Minggu, 30 Juni 2013

Alone in the dark



Alone in the dark
          Di sebuah desa  pedalaman yang jauh dari  kota Spanyol, jauh dari hiruk pikuk kendaraan dan jauh dari keramaian orang-orang berlalulalang terselimuti kabut tebal pegunungan menambah kesan kesunyian di dalamnya. Hembusan angin puncak pegunungan yang turun kelereng bukit membuat pepohonan melambai-lambaikan rantingnya di sertai gugurnya dedaunan  kerap kali mewarnai suasana desa asri nan indah tersebut terlihat menakjubkan.
         Namun keindahan desa tersebut tak di dapatkan oleh gadis ini. Gadis yang selalu diam membisu dalam kesunyian, kesepian dan keheningan. Selalu menutup diri karena kekurangan. Selalu merasa tidak adil akan nasib yang menimpanya. Gadis ini bernama Denia tapi orang-orang di desa tersebut biasa memanggil dirinya dengan sebutan “ Diablo “ yang berarti Devil (iblis).
         Sebutan tersebut sebenarnya tidak pantas untuk dirinya namun orang-orang di desa menganggap bahwa Denia adalah penyebab kematian anak-anak mereka. Cerita ini bermula ketika Denia belum lahir. Waktu itu Ayah Denia yang bernama Stefano De Villa adalah seorang Bangsawan Spanyol yang sangat kaya raya  sedang membangun rumah di desa tersebut. Tetapi penduduk desa tidak setuju dengan apa yang sedang di kerjakan Mr. Stefano karena menurut penduduk desa tanah yang menjadi pondasi rumah itu adalah tempat di kuburnya tubuh penyihir jahat yang berbahaya. Mereka beranggapan jika tempat itu di buat bangunan akan membuat penyihir itu marah dan menyerang penduduk desa.
        Setelah bernegosiasi dengan para penduduk, Mr. Stefano akhirnya bisa membangun rumahnya dengan syarat tidak boleh ada wanita hamil yang memasuki rumah tersebut karena menurut kepercayaan penduduk setempat wanita yang sedang hamil adalah media antara dua dunia dan takutnya nanti bila anak itu lahir akan membuka jalan bagi penyihir itu untuk keluar ke dunia dan menteror para penduduk .
       Susane De Villa istri dari  Mr. Stefano yang baru datang dari Hamburg, Germany kebetulan sedang hamil tujuh bulan dan tidak tahu tentang larangan wanita hamil untuk tinggal di rumah tersebut karena Mr. Stefano menganggap hal itu hanya cerita yang di buat-buat penduduk untuk menakuti dirinya saja sehingga hal tersebut tidak perlu di ceritakan kepada istrinya.
      Dua bulan kemudian Mrs. Susane hendak keluar rumah untuk mencari udara segar, ternyata ada salah seorang penduduk sekitar melihat dia yang sedang hamil berjalan di sekitar rumah dan masuk kedalamnya. Orang tersebut menceritakan apa yang di lihatnya kepada kepala desa dan menyuruh agar para penduduk untuk mengepung rumah Mr. Stefano. Mengetahui hal tersebut, Mr. Stefano memerintahkan para pembantunya untuk mengunci setiap ruangan di rumahnya dan menyuruh istrinya untuk berdiam diri di kamarnya. Sementara itu Mr. Stefano menghadapi para penduduk yang sudah ada di depan pintu mengobrak-abrik halaman dan mencoba untuk masuk ke dalam.
       Terdengar suara teriakan di dalam kamar istrinya berada. Rupanya Mrs. Susane mengalami gejala kontraksi yang merupakan tanda akan melahirkan. Dengan sekuat tenaga Mrs. Susane menahan rasa sakit sendirian karena di dalam kamar tersebut tidak ada orang yang membantu .
       Mr. Stefano berusaha menghalangi para penduduk desa agar tidak masuk ke dalam rumah. Tetapi, sepertinya para penduduk sudah sangat beringas dan mencoba mendobrak pintu rumah Mr. Stefano. Mr. Stefano yang sudah tadi menghalangi para penduduk, akhirnya tidak berdaya setelah di ikat kedua tangannya oleh kepala desa.
       “ Brraaakkkkk……. “ rupanya suara pintu yang berhasil di dobrak penduduk yang marah membuat takut Mrs. Susane yang dari tadi menahan rasa sakit. Semakin lama rasa sakit itu semakin menjadi tidak tertahankan menambah penderitaan yang di alami Mrs. Susane semakin lengkap. Tiba-tiba langit yang tadinya cerah berubah gelap gulita di sertai angin yang datang dari segala arah memasuki kerumunan orang-orang. Satu persatu ruangan di geledah penduduk yang sedang mencari keberadaan Mrs. Susane.
Bersambung……..
      
        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar