Alone
in the dark
Di sebuah desa pedalaman yang jauh dari kota Spanyol, jauh dari hiruk pikuk kendaraan
dan jauh dari keramaian orang-orang berlalulalang terselimuti kabut tebal
pegunungan menambah kesan kesunyian di dalamnya. Hembusan angin puncak
pegunungan yang turun kelereng bukit membuat pepohonan melambai-lambaikan
rantingnya di sertai gugurnya dedaunan
kerap kali mewarnai suasana desa asri nan indah tersebut terlihat
menakjubkan.
Namun keindahan desa tersebut tak di
dapatkan oleh gadis ini. Gadis yang selalu diam membisu dalam kesunyian,
kesepian dan keheningan. Selalu menutup diri karena kekurangan. Selalu merasa
tidak adil akan nasib yang menimpanya. Gadis ini bernama Denia tapi orang-orang
di desa tersebut biasa memanggil dirinya dengan sebutan “ Diablo “ yang berarti
Devil (iblis).
Sebutan tersebut sebenarnya tidak
pantas untuk dirinya namun orang-orang di desa menganggap bahwa Denia adalah
penyebab kematian anak-anak mereka. Cerita ini bermula ketika Denia belum
lahir. Waktu itu Ayah Denia yang bernama Stefano De Villa adalah seorang
Bangsawan Spanyol yang sangat kaya raya
sedang membangun rumah di desa tersebut. Tetapi penduduk desa tidak
setuju dengan apa yang sedang di kerjakan Mr. Stefano karena menurut penduduk
desa tanah yang menjadi pondasi rumah itu adalah tempat di kuburnya tubuh
penyihir jahat yang berbahaya. Mereka beranggapan jika tempat itu di buat
bangunan akan membuat penyihir itu marah dan menyerang penduduk desa.
Setelah bernegosiasi dengan para
penduduk, Mr. Stefano akhirnya bisa membangun rumahnya dengan syarat tidak
boleh ada wanita hamil yang memasuki rumah tersebut karena menurut kepercayaan
penduduk setempat wanita yang sedang hamil adalah media antara dua dunia dan
takutnya nanti bila anak itu lahir akan membuka jalan bagi penyihir itu untuk
keluar ke dunia dan menteror para penduduk .
Susane De Villa istri dari Mr. Stefano yang baru datang dari Hamburg,
Germany kebetulan sedang hamil tujuh bulan dan tidak tahu tentang larangan
wanita hamil untuk tinggal di rumah tersebut karena Mr. Stefano menganggap hal
itu hanya cerita yang di buat-buat penduduk untuk menakuti dirinya saja
sehingga hal tersebut tidak perlu di ceritakan kepada istrinya.
Dua bulan kemudian Mrs. Susane hendak
keluar rumah untuk mencari udara segar, ternyata ada salah seorang penduduk
sekitar melihat dia yang sedang hamil berjalan di sekitar rumah dan masuk
kedalamnya. Orang tersebut menceritakan apa yang di lihatnya kepada kepala desa
dan menyuruh agar para penduduk untuk mengepung rumah Mr. Stefano. Mengetahui
hal tersebut, Mr. Stefano memerintahkan para pembantunya untuk mengunci setiap
ruangan di rumahnya dan menyuruh istrinya untuk berdiam diri di kamarnya.
Sementara itu Mr. Stefano menghadapi para penduduk yang sudah ada di depan
pintu mengobrak-abrik halaman dan mencoba untuk masuk ke dalam.
Terdengar suara teriakan di dalam kamar
istrinya berada. Rupanya Mrs. Susane mengalami gejala kontraksi yang merupakan
tanda akan melahirkan. Dengan sekuat tenaga Mrs. Susane menahan rasa sakit
sendirian karena di dalam kamar tersebut tidak ada orang yang membantu .
Mr. Stefano berusaha menghalangi para
penduduk desa agar tidak masuk ke dalam rumah. Tetapi, sepertinya para penduduk
sudah sangat beringas dan mencoba mendobrak pintu rumah Mr. Stefano. Mr.
Stefano yang sudah tadi menghalangi para penduduk, akhirnya tidak berdaya
setelah di ikat kedua tangannya oleh kepala desa.
“ Brraaakkkkk……. “ rupanya suara pintu
yang berhasil di dobrak penduduk yang marah membuat takut Mrs. Susane yang dari
tadi menahan rasa sakit. Semakin lama rasa sakit itu semakin menjadi tidak
tertahankan menambah penderitaan yang di alami Mrs. Susane semakin lengkap.
Tiba-tiba langit yang tadinya cerah berubah gelap gulita di sertai angin yang
datang dari segala arah memasuki kerumunan orang-orang. Satu persatu ruangan di
geledah penduduk yang sedang mencari keberadaan Mrs. Susane.
Bersambung……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar